Tobat dari Riba, Hutangpun Sirna!!
Dalam sebuah milis yang dikelola oleh PengusahaMuslim.com ada sebuah pertanyaan yang diajukan oleh member sebagai berikut:
Assalaamu’alaikum warahmatullah.
Ustadz yang saya hormati,
Akhir-akhir ini saya beserta istri sedang galau. Ceritanya begini. Saya seorang pegawai yang bekerja di instansi pemerintah yang alhamdulillah telah beristri (Insya Allah) salehah dan Allah mengaruniakan kami 5 orang anak.
Akhir-akhir ini saya beserta istri sedang galau. Ceritanya begini. Saya seorang pegawai yang bekerja di instansi pemerintah yang alhamdulillah telah beristri (Insya Allah) salehah dan Allah mengaruniakan kami 5 orang anak.
3 tahun yang lalu kami meneken akad kredit pada salah satu bank
pemerintah dengan nominal lumayan besar untuk mendaftar haji 2 orang
(saya dan istri) dengan perhitungan ketika tahun pemberangkatan haji,
hutang kami telah lunas.
Setelah kami banyak membaca dan belajar hukum Islam, kami
meyakini bahwa kami telah menanggung dosa riba (astaghfirullah). Kami
kemudian berusaha keluar dari belitan dosa riba, diantaranya dengan
keluar dari Koperasi (KPRI) dan sekarang mencoba keluar dari kubangan
riba yang lain, yakni hutang kami ke bank tersebut, dengan cara kami
berencana menjual barang-barang yang kami miliki, namun menurut
hitung-hitungan saya tidak akan mencukupi untuk melunasi hutang
tersebut, sedangkan apabila mencari pinjaman kepada Saudara tidak
mungkin mengingat semua keluarga kami dalam kondisi ekonomi yang
alhamdulillah pas-pasan.
Apakah saya harus menjual sebidang tanah yang saya miliki agar
dapat melunasi hutang kami? (Saya memiliki sebidang tanah yang apabila
dijual mungkin hampir dapat melunasi hutang).
Demikian, mohon solusinya. Terima kasih.
Demikian, mohon solusinya. Terima kasih.
Wassalaam,
Hamba Allah-Purbalingga, Jawa Tengah.
Hamba Allah-Purbalingga, Jawa Tengah.
Tanggapan dari ikhwan member milis PM-Fatwa:
Bismillah ,sekedar berbagi pengalaman tentang terjerat riba.
Pengalaman bapak pernah saya alami sebelumnya dan saya selain hutang
riba juga terjerat kartu kredit sampai 11 kartu. Setelah saya mengikuti
pengajian sana sini dan membaca buku akhirnya saya bertobat dari riba.
Karena riba membuat hidup kita merasa hina dikejar kejar hutang dan
debitur.
Walaupun orang lain melihat kehidupan kita punya mobil ,rumah besar
dll. tapi semua itu hasil riba. Dan itu semua tidak akan membawa berkah
dan ketenangan bagi hidup kami. Maka akhirnya saya sekeluarga bertobat
untuk menghindari riba dan kartu kredit.
Akhirnya saya jual semuanya yang saya miliki mobil, trayek jemputan,
rumah, motor dan semua yang saya miliki dari hasil riba saya jual guna
menutupi hutang-hutang riba. Saya mulai dari kehidupan dasar lagi dengan
mengontrak rumah kecil di area pesantren karena anak-anak kami sekolah
di pesantren .
Dengan keikhlasan kita dan benar-benar taubat, maka Allah mengabulkan
permintaan saya sekeluarga. Dan saat itu pula setelah saya jual semua
yang saya punyai dari hasil riba, saya dapat panggilan kerja ke Saudi
arabia di sebuah perusahaan perminyakan. Dan akhirnya saya sekeluarga
hijrah ke Saudi Arabia sampai sekarang. Dan Alhamdulilah, Allah
kembalikan harta kami dengan segala kelebihannya dan saya sekeluarga
bisa pergi haji bersama setelah tinggal satu tahun di Saudi.
Alhamdulillah, semuanya dimudahkan segala urusan saya sekeluarga serta
bisa melunasi semua hutang-hutang riba dan kartu kredit. Dan yang
membuat saya sangat bahagia adalah tempat kerja sekarang dekat dengan
Mekkah dan Madinah, sehingga tiap bulan kami bisa umroh .
Inilah kisah pengalaman saya yang terjerat riba semoga Bapak
sekeluarga tidak usah ragu untuk menutup hutang riba, pertolongan Allah
sangat cepat
Wassalamualaikum
Dari Bpk Edi di Saudi Arabia