Ustadz Unknown |

AMALAN KHUSUS DI BULAN SYA'BAN

AMALAN KHUSUS DI BULAN SYA’BAN
SOAL :
Assalalu ‘alaikum ustadz , ana mau tanya amalan apa saja yang Rasulullah shalallahu alaihi wasallam lakukan selama bulan sya’ban, dari Aryo di Pagerungan.

JAWAB :
Barokallahu fiku Pak Aryo semoga istiqamah selalu. Terkait amalan bulan sya’ban saya buat poin poin berikut :

[1] Bulan sya’ban adalah bulan ke delapan yang diapit oleh bulan Rajab dan Bulan Ramadhan.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

ذَاكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ

Itulah (bulan Sya’ban) yang banyak manusia lalai darinya, antara bulan Rajab dan Bulan Ramadhan” (HR An-Nasa-i : 2357, As-Shahihah : 4/1898)

[2] Kekhususan bulan sya’ban adalah bulan saat dilaporkannya Amalan hamba kepada Allah Ta’ala :
Dari Usamah bin Zaid ia berkata :

يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ

Wahai Rasulullah Aku tidak pernah melihat engkau banyak berpuasa pada bulan-bulan sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban ?

Lalau Beliau shalallahu alaihi wasallam menjawab :

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ 

Sya’ban itulah suatu bulan yang banyak manusia lalai darinya, dan ia adalah bulan dilaporkannya amalan hamba kepada Allah Rabbul ‘Alalmin, maka aku suka kalau amalanku dilaporkan dalam keadaan aku sedang berpuasa” (HR An-Nasa-i : 2357, As-Shahihah : 4/1898)

[3] Dilaporkannya amalan hamba itu ada 3 waktu yaitu amalan tahunan pada bulan Sya’ban, amalan mingguan dilaporkan setiap hari senin dan kamis serta amalan harian dilaporkan setiap waktu shalat shubuh dan shalat ashar.

Amalan mingguan dilaporkan setiap hari senin dan kamis adalah berdasarkan riwayat berikut :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَصُومُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ، فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ: «إِنَّ الْأَعْمَالَ تُعْرَضُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ»

Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam senantiasa berpuasa setiap senin dan kamis maka Aku bertanya (kenapa?) maka Beliau menjawab, “ Sesungguhnya amalan dilaporkan kepada Allah setiap hari senin dan kamis” (HR Ad-Darimi : 1792, Ahmad : 21816 dari Usamah bin Zaid)


Adapun amalan harian adalah sebagaimana yang diriwayatkan dari Abu Hurairah juga ia berkata, Bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :


يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلاَئِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلاَئِكَةٌ بِالنَّهَارِ، وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلاَةِ الفَجْرِ وَصَلاَةِ العَصْرِ، ثُمَّ يَعْرُجُ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ، فَيَسْأَلُهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ: كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي؟ فَيَقُولُونَ: تَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ، وَأَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ

Silih bergantian Malaikat siang dan malaikat malam pada kalian , mereka berkumpul setiap waktu shalat subuh dan shalat ashar, lalu naiklah Malaikat malam , mereka ditanya oleh Allah, dan Dia maha mengetahui tentang mereka. Bagaimana kalian meninggalkan hamba-hamba-Ku ? Para Malikat menjawab, Kami mendatangi Mereka saat mereka sedang shalat (Shubuh) dan kami mendatangi mereka saat mereka sedang shalat (ashar)” (HR Bukhari : 555, Muslim : 210)

[4] Ibadah yang ditekankan untuk diamalkan di bulan sya’ban adalah memperbanyak ibadah puasa. Sebagaimana hadits Usamah diatas demikian juga riwayat dari Aisyah radliyallahu anha beliau berkata :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ: لاَ يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ: لاَ يَصُومُ، فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ

Adalah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam beliau berpuasa sehingga seolah olah kita mengatakan beliau tidak berbuka, dan kalau berbuka (tidak puasa) sehingga seolah olah kita katakan beliau tidak berpuasa, dan Aku tidak pernah melihat beliau berpuasa sebulan penuh sempurna kecuali hanya di bulan Ramadhan saja, dan aku tidak pernah melihat beliau memperbanyak ibadah puasa daripada (puasa) di bulan sya’ban” (HR Bukhari : 1969, Muslim : 1156)

[5] Ada beberapa hikmah kenapa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam memperbanyak ibadah puasa dibulan sya’ban :


Pertama : Sebagai sarana Tamrin (latihan atau pemanasan) yaitu dalam rangka mempersiapkan puasa dibulan Ramadhan sehingga ketika mengawali puasa dibulan Ramadhan tidak terasa berat.
Kedua : Sebagai ibadah Qabliyah. Karena ibadah puasa Ramsdhan pun ada ibadah qablyahnya yaitu memperbanyak ibadah puasa dibulan sya’ban dana ada ibadah ba’diyahnya yaitu puasa 6 hari dibulan syawal. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ


Barangsiapa yang puasa Ramadhan lalu melanjutkannya dengan puasa 6 hari dibulan syawal maka ia seperti puasa setahun” (HR Muslim : 204, Tirmidzi : 759)

Ketiga : Bulan dilaporkanya amalan dimana beliau shalallahu alaihi wasallam suka kalau amalanya sedang dilaporkan itu dalam keadaan sedang berpuasa. (Latho’iful Ma’arif hal. 141)

[6] Beberapa kesalahan yang dilakukan kaum muslimin di bulan sya’ban adalah dengan mengkhususkan ibadah ibadah tertentu dengan keyakinan keyakinan tertentu yang tidak ada sumber rujukannya baik dari Al-Qur’an ataupun dari hadits hadits yang shahih, seperti : shalat alfiyyah yaitu shalat 100 raka’at disetiap raka’atnya membaca Al-Fatihah dan Surah Qulhu 10 kali, maka jadilah bacaan Qulhu nya 1000 kali dalam 100 raka’at. 


Padahal Imam Nawawi rahimahullah telah mewanti wanti agar kaum muslimin tidak melakukan shalat alfiyah tersebut, Beliau berkata :


الصَّلَاةُ الْمَعْرُوفَةُ بصلاة الرغائب وهي ثنتى عَشْرَةَ رَكْعَةً تُصَلَّى بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ لَيْلَةَ أَوَّلِ جُمُعَةٍ فِي رَجَبٍ وَصَلَاةُ لَيْلَةِ نِصْفِ شَعْبَانَ مِائَةُ رَكْعَةٍ وَهَاتَانِ الصَّلَاتَانِ بِدْعَتَانِ وَمُنْكَرَانِ قَبِيحَتَانِ وَلَا يُغْتَرُّ بِذَكَرِهِمَا فِي كِتَابِ قُوتِ الْقُلُوبِ وَإِحْيَاءِ عُلُومِ الدِّينِ وَلَا بِالْحَدِيثِ الْمَذْكُورِ فِيهِمَا فَإِنَّ كُلَّ ذَلِكَ بَاطِلٌ

Shalat yang dikenal dengan shalat Raghaaib dan ia shalat 12 raka’at dilakukan antara maghrib dan isya dimalam jum’at pertama dibulan rajab, dan shalat malam nishfus Sya’ban 100 raka’at, keduanya adalah shalat yang bid’ah, munkar lagi buruk. Maka janganlah tertipu dengan penyebutannya kedua shalat tersebut di kitab Qutul Qulub dan Ihya ‘Ulumud Diin, atau dengan adanya hadits yang disebutkan karena (haditsnya ) itu adalah Bathil” (Al-Majmu’ syarah Al Muhadzab 3/506).

Imam Ibnu Hajar Al-Haitami rahimahullah berkata :

وجميع ما روي من الأحاديث المشتهرة في فضائل هذه الليلة – يعني ليلة أول جمعة من رجب - وليلة نصف شعبان : باطل ، كذب ، لا أصل له ، وإن وقع في بعض كتب الأكابر كالإحياء للغزالي وغيره

Dan semua yang diriwayatkan dari hadits-hadits yang masyhur tentang keutamaan malam ini yaitu malam jum’at pertama dibulan rajab dan malam nishfu sya’ban adalah hadits yang bathil, tidak ada asal usulnya, walaupun terdapat disebagian kitab besar seperti Ihya nya Ghozali dan kitab lainnya” (Al-Fatawa Al-Fiqhiyah Al-Kubra 1/184)

[7] Banyak diantara kaum muslimin yang mengkhususkan amalan ibadah dimalam nishfu sya’ban karena tertipu dengan hadits yang tidak shahih bahkan tidak asal ushulnya alias palsu , seperti hadits :


من أحيا ليلتي العيد وليلة النصف من شعبان لم يمت قلبه يوم تموت القلوب.


“Barangsiapa yang menghidupkan malam kedua hari raya (iedul fithri dan iedul adha) dan malam nisfu sya’ban maka hatinya tidak akan pernah mati pada saat hati hati pada mati (hari kiamat). Hadits ini Munkar (Mizanul I’tidal, Imam Ad-Dzahabi 5/372, Al-Ishabah 5/580)

[8] Hadits-hadits lemah atau bahkan yang palsu terkait bulan sya’ban adalah diantaranya :

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ: «اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ، وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Dari Anas Bin Malik berkata bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam apabila masuk bulan Rajab beliau berdo’a Ya Allah berkahilah kami dibulan rajab dan sya’ban ini, serta pertemukan kami dengan bulan Ramadhan”

( HR Ahmad Musnad 1/259, didalam sanadnya ada Rawi bernama Zaidah bin Abi Ruqad yang dikatakan oleh Imam Al-Bukhari bahwa ia Munkarul Hadits (haditsnya diinkari), Imam Ibnu Hibban mengatakan: haditsnya tidak bisa dijadikan hujjah, lihat Ad-Dhu’afa Al-Kabir 2/81, Tahdzibut Tahdzib 3/305 no Rawi : 570)

عن أنس بن مالك قال قال رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: رَجَبُ شَهْرُ اللَّهِ تعالى وشعبان شهري ورمضان شهر أمتي.

Dari Anas Bin Malik ia berkata Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban bulanku dan Ramadhan bulannya umatku” 


(Hadits ini Palsu , kitab Al-Maudhu’at Ibnu Al-Jauzi 2/124-126, Al Fawaid Al-Majmu’ah no Hadits : 146)


عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا،

Dari ‘Ali bin Abi Thalib ia berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Apabila masuk malam nishfu Sya’ban maka shalatlah pada malamnya dan puasalah pada siang harinya” 

(Hadits ini Lemah lihat Kitab silsilah Ad-Dha’ifah wal Maudhu’ah, no Hadits : 2132)

فضل شهر شعبان كفضلي على سائر الأنبياء
Keutamaan bulan sya’ban (dibandingkan bulan-bulan yang lain) adalah seperti keutamaan aku dibandingkan nabi-nabi yang lain” ( Hadits ini Palsu, lihat kitab Al-Mashnu’ 1/128, Tabyinul ‘Ajab, Ibnu Hajar )

من قرأ ليلة النصف منشعبان ألف مرة قل هو الله أحد بعث الله إليه مئة ألف ملك يبشرونه

Barang siapa yang membaca Qul Huwallahu Ahad 1000 kali pada malam nishfu sya’ban, maka akan mengutus kepadanya 100.000 malaikat yang akan memberinya kabar gembira” (Hadits ini Bathil lihat kitab Lisanul Mizan 5/271)

Dan masih banyak hadits hadits palsu yang beredar dan masih disampaikan oleh para ustadz para kiayi di mimbar-mimbar [9]

 Kesimpulannya bahwa bulan sya’ban adalah bulan dilaporkannya amalan hamba kepada Allah, maka afdhalnya sebagai mana sunnah Nabi shalallahu alaihi wasallam adalah memperbanyak ibadah puasa, tentunya dengan ibadah ibadah yang disyari’atkan, seperti senin kamis atau puasa dawud dll.

Wallahu a’lam.
Abu Ghozie As-Sundawie