KETENARAN BISA MENJERUMUSKAN KEPADA RIYA
Disaat orang
ramai-ramai ingin mendapatkan popularitas walau dengan cara apapun, seperti
dengan cara menghinakan diri jadi artis dan selebritis ikutan kontes dangdut
Nasional, Justru Para Salafus Shalih sangat takut kalau mereka menjadi orang
terkenal, padahal kalau mereka terkenalpun bukan karena kehinaan nya seperti
para artis atau selebritis, akan tetapi mereka terkenal karena keshalihan dan
keilmuannya, akan tetapi mereka begitu takut akan yang namanya popularitas, karena khawatir terperosok ke
lembah Riya.
Muhammad
bin Al-hasan rahimahullah mengatakan, “Aku melihat Abu Abdullah (Imam Ahmad bin
Hanbal) apabila beliau berjalan di jalanan tidak suka kalau diikuti oleh
siapapun dibelakangnya” (Shifatus Shafwah 2/522)
Murid-murid Imam
Hasan Basri rahimahumullah pernah mereka berjalan dibelakangnya lalu Sang Imam
menoleh kebelakang seraya mengatakan, saudaraku semoga Allah merahmati kalian
sesungguihnya tidak layak kalian melakukan ini” (Az-Zuhud, Imam Ahmad : 347)
Muhammad
bin Sirin rahimahullah mengatakan kepada Tsabit rahimahullah : “Wahai Abu
Muhammad aku bukannya tidak suka engkau duduk denganku akan tetapi aku khawatir
atas ketenaran (bahwa aku dikerumuni orang banyak) (Al-Hilyah 2/271)
Bisyir bin Al-Harits
rahimahullah berkata, “ Tidaklah bertaqwa kepada Allah orang yang lebih
menyukai ketenaran”, Ia juga berkata, “ Janganlah engkau beramal agar di kenal
orang akan tetapi sembunyikanlah amal seperti engkau menyembunyikan
keburukanmu” (As-Siyar 10/476)
Oleh
karena diantara do’a yang dipanjatkan beliau adalah : “ Ya Allah seandainya
ketenaranku didunia hanya untuk membongkar aibku di akhirat, maka hilangkan
ketenaran itu dari diriku” (Az-Zuhud, Al-Baihaqi : 147)
Sufyan bin Sa’id bin
Masruq Ats-Tsauri rahimahullah berkata, “ Keselamatan itu adalah engkau berada
pada saat tidak suka dikenal “ (As-Siyar 7/260)
Sampai-sampai ada orang yang Riya setelah matinya. Bagaimana itu bisa terjadi ? Bisyir bin Al-Harits rahimahullah berkata, “ Terkadang ada orang yang riya setelah matinya, yaitu ia suka kalau mati nanti banyak manusia yang mengantarkan jenazahnya” (As-Siyar 10/437) (Dikutif dari kitab Min Akhbaris Salaf)
Abu Ghozie
As-Sundawie